Semangat Gotong Royong
Angkringan Uyee
Oleh : Imam Syaiful
Wicaksono
Perkembangan
teknologi saat ini menghantarkan kemudahan-kemudahan dalam kehidupan
sehari-hari. Akan tetapi disisi lain, berkat kemudahan itu menjadikan manusia
lupa akan fitrahnya sebagai makhluk sosial. Pada dasarnya manusia tidak dapat
hidup sendiri, mereka akan membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidupnnya.
Akan tetapi semenjak adanya teknologi, perubahan perilaku masyarakat untuk
hidup kolektif menjadi manusia yang hidup individualis. Salah satu akibatnya
terjadi pada budaya gotong-royong yang saat ini mulai terkikis keberadaannya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj76G-3KkgojlNIbni4CRPCHLZ-la6ASUdpdaat30rWidVNALAIgybETT1LLfZvK85xXRdLk0Suq0daiFc8TJac7WFffG6vipBbGDlItLBQcR_4qePFridwpzeIivyT8NHgtX0qLoJ05Gw/s320/WhatsApp+Image+2018-10-12+at+01.41.46.jpeg)
Menurut bahasa, Gotong
royong berasal dari Bahasa jawa yang terdiri dari kata gotong yang artinya
memikul dan royong berarti Bersama-sama. Secara istilah, gotong royong
merupakan upaya bersama untuk memikul beban untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Bambang Suwondo (1981:1), gotong royong dapat diartikan
dengan bekerjasama dalam menyelesaikan suatu kegiatan terntu yang menyangkut kegiatan
bersama.
Semangat gotong royong
dijadikan ruh TBM Angkringan Uyee untuk hadir ditengah-tengah masyarakat.
Semangat untuk menumbuhkan minat baca masyarakat dengan bekerja secara bersama untuk
menuntaskan kebodohan. Dalam perjalanan berdirinya Angkringan Uyee memang
dilakukan secara bersama-sama. Pengadaan rak buku berupa gerobak angkringan di
dapatkan dari kas pemuda dusun Ngangkruk yang telah lama tidak terpakai.
Koleksi-koleksi buku menghiasi angkringan ini dari koleksi pribadi dan donator
dari teman-teman. Selain itu, perpustakaan Desa Sardonoharjo juga turut
meminjamkan sebagian bukunya agar koleksinya menjadi lebih lengkap. Antusiasme
teman-teman dengan hadirnya angkringan buku ini juga sangat luar biasa.
Diantara mereka ada yang menyumbangkan sebagian uangnya untuk biaya
operasional, memberikan goresan tulisan tentang Angkringan Uyee agar dikenal
dikalangan umum hingga dalam pendesain logo, banner dan promosi berupa video
tentang Angkringan Uyee. Kesemuanya dilakukan dengan semangat gotong royong
tanpa meminta imbalan sepeserpun. Mengingat perpustakaan ini merupakan sebuah
kegiatan social, mereka melakukannya semata-mata untuk turut berpartisipasi
agar angkringan uyee ini dapat bermanfaat di masyarakat sekitar. Saat ini
koleksi buku yang berada di angkringan ini kurang lebih sebanyak 500 buku yang
terdiri dari buku anak-anak, novel, biografi, ekonomi, politik dan berbagai
jenis lainnya. Angkringan uyee juga menerima kerjasama untuk mengadakan setiap
agenda yang berkaitan dengan membaca, diskusi dan menulis.
Komentar
Posting Komentar