Tentukan Suaramu
Oleh: Imam Syaiful W
Sudah
punya pandangan politik buat 17 April nanti?
Sungguh miris memang ketika banyak
disekeliling kita sampai detik ini masih belum punya pandangan politik buat
pemilu yang sebentar lagi kita lakukan. Tapi tenang, semoga dengan membaca
tulisan ini yang sudah punya pilihan menjadi lebih mantap dalam memilih, bisa
menjadi bahan pertimbangan juga perenungan. Atau minimal jadi punya pandangan
memilih bagi yang belum punya referensi sama sekali. Oiya, perlu diingat jika
pemilu tahun ini dilakukan secara serentak ya! Jadi tidak hanya focus pada
pemilihan presiden aja, tapi juga DPRD Kabupaten, DPRD provinsi, DPR RI dan
juga DPD RI. Cekidot!
![Hasil gambar untuk pemilu 17 april](https://s.kaskus.id/images/2019/01/14/9999033_20190114121316.jpg)
Sejatinya
manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Oleh karenanya sudah
sepantasnya kita ikut terlibat memilih pemimpin kita sebagai nahkoda bangsa
ini. Ada hadist yang mengatakan “JIka ada tiga orang bepergian, hendaknya
mereka mengangkat salah seorang diantara mereka menjadi pemimpinnya.” (HR Abu
Dawud dari Abu Hurairah). So, tidak ada alasan lagi untuk memilih bukan? Apa
masih kurang kuat??
Selain
sebagai agama, islam juga menjadi pedoman hidup manusia. Menyeluruh, tanpa
terkecuali. Termasuk pada politik itu sendiri. Kebalikannya, apabila memisahkan
negara dengan agama itulah yang kita sebut dengan sekuler. M. Natsir pernah
mengatakan “ Islam beribadah, akan dibiarkan. Islam berekonomi, akan diawasi.
Islam berpolitik, akan dicabut seakar-akarnya.” Tentu sebegitu mengancam musuh
islam apabila umatnya melek terhadap politik.
Adapun
apabila masih bingung dalam memilih seorang pemimpin, aku punya beberapa hal
yang bisa menjadi bahan pertimbangan kita semua.
Kaidah
pertama: apabila kita dihadapkan dengan dua orang pemimpin yang baik, maka
pilihlah pemimpin yang (paling) baik diantara yang baik.
Kaidah
kedua: ketika ada dua mudharat (keburukan) yang tidak bisa dihindari. Maka
pilihlah mudharatnya yang paling sedikit.
Buat
kita semua yang mulai pesimis dengan para calon pemimpin kita yang banyak
kurang amanah dan korup (misalnya), maka bukan pilihan tepat untuk tidak
memilih sama sekali. Dalam hal ini kaidah kedua bisa kita pakai. Misalnya jika
kita dihadapkan oleh partai yang korup, maka pilihlah partai yang sedikit
korupsinya. Memang tidak bisa dibenarkan. Akan tetapi, sekali lagi tidak
memilih bukan suatu pilihan yang tepat.
Nah,
perlu kita waspadai juga dengan ampau-ampau yang mulai berkeliaran. Jangan
sampai lah ya suara kita dijual hanya demi sesuap nasi. Hati nuranimu lebih
berharga, bahkan tak bisa dibeli pakai ampau-ampau itu hehe
“Laknat
Allah kepada pemberi suap dan penerima suap”. (HR Ahmad)
Ini
kita juga sering terlena, ambil uangnya jangan pilih orangnya juga sama sekali
tidak dibenarkan. Baik penerima maupun pemberi suap juga akan mendapatkan dosa.
Boleh jadi ketika mereka terpilih, yang pertama dilakukan bagaimana balik
modal, bukan memikirkan rakyat sebagaimana mestinya. Pun seandainya kita
memiliki satu doa yang mustajab, maka sebaiknya kita tujukan kepada pemimpin
kita. Mengapa? Karena kalo kita tujukan pada diri kita saja, maka itu hanya bermanfaat
untuk diri kita. Tapi kalo kita tujukan kepada pemimpin kita, maka
kebermanfaatan itu ada pada pemimpin dan orang-orang yang mereka pimpin.
Jadi,
kalo masih ada aja “serangan fajar”, ayo kita foto dan viralkan ke media yang
kalian punya. Bisa Facebook, Instagram,
whatsapp, twitter dan lain sebagainya. Apapun partainya ya! Baik yang ngaku
partai agamis, nasionalis, pancasilais sekalipun. Mari kita kawal pemilu ini
agar dapat berjalan lancer tanpa suatu kecurangan. Beda pilihan silahkan,
siapapun pemimpinnya tentu kita doakan yang terbaik. Dimulai dari diri sendiri,
keluarga dan orang-orang disekitar kita.
Jadilah
pemilih yang cerdas dan mencerdaskan!
Dan
yang paling penting, sesuai hati nuranimu~
Komentar
Posting Komentar