Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018
Visi Menumbuhkan minat baca masyarakat yang berbudaya Misi 1. Mencetak volunteer berkualitas, kreatif dan inovatif 2. Sebagai wadah kegiatan belajar masyarakat yang nyaman dan menyenangkan 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat ( stakeholder ) dalam pengelolaan TBM 4. Meningkatkan sarana dan prasarana TBM Tagline : Bahagia Suka Baca

Perunggu Mas Kirman Untuk Indonesia

Pesta olahraga terbesar se- Asia telah berakhir. Indonesia yang ditunjuk sebagai tuan rumah menggantikan Vietnam yang mengundurkan diri, sukses menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Bahkan euphoria itu sangat terasa ketika Indonesia mampu mencapai target medali yang telah ditetapkan. Euphoria ini dimanfaatkan baik oleh Indonesia dengan mengambil semua momentum yang berharga untuk menghantarkan event yang tak kalah besar, Asian para games 2018. Asian para games adalah pesta olahraga yang diselenggarakan oleh Komite Paralimpiade Asia setiap empat tahun sekali, dengan atlet-atlet penyandang disabilitas dari seluruh Asia. Salah satu atlet yang mampu mengharumkan nama baik bangsa adalah SuKirman. Pria yang berasal dari Dusun Ngangkruk, Sardonoharjo ini berhasil menghantarkan Indonesia mendapatkan medali perunggu cabang olahraga Lawn bowls kategori double mix (ganda campuran). Berpasangan dengan Sriyanti, Kirman mampu membuktikan bahwa keterbatasan fisiknya tidak menghalangi diri

Prestasi Tinggi Tanpa Meninggalkan Organisasi

Sekapur sirih Sejatinya mahasiswa merantau jauh-jauh ke Jogja, tak lain dan tak bukan untuk menuntut ilmu. Mengemban amanah yang diberikan orang tuanya untuk belajar. Akan tetapi sungguh miris jika melihat fenomena yang terjadi saat ini. Pemaknaan arti kata "belajar" masih saja diartikan secara sempit oleh sebagian kalangan mahasiswa. Mereka menganggap bahwa pembelajaran itu dilakukan hanya di dalam kelas-kelas perkuliahan. Kelas yang ditutup oleh sekat-sekat dinding. Sehingga akan berimbas kepada pola pemikiran yang sempit. Padahal apabila kita maknai kata "belajar" secara luas, kita dapat mengartikan bahwa pergi jauh meninggalkan tanah kelahiran ke perantauan juga termasuk dalam pembelajaran hidup. Berorganisasi baik di dalam kampus maupun di luar kampus juga termasuk pembelajaran untuk meningkatkan softskill dan kepekaan sosial misalnya, tentu termasuk dalam pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses. Proses dimana akan membawa pola pikir kita lebi
Semangat Gotong Royong Angkringan Uyee Oleh : Imam Syaiful Wicaksono Perkembangan teknologi saat ini menghantarkan kemudahan-kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi disisi lain, berkat kemudahan itu menjadikan manusia lupa akan fitrahnya sebagai makhluk sosial. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, mereka akan membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidupnnya. Akan tetapi semenjak adanya teknologi, perubahan perilaku masyarakat untuk hidup kolektif menjadi manusia yang hidup individualis. Salah satu akibatnya terjadi pada budaya gotong-royong yang saat ini mulai terkikis keberadaannya. Semangat gotong royong merupakan peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang mengutamakan semangat persatuan dan kebersamaan. Semangat inilah yang menghantarkan taman bacaan masyarakat (TBM) Angkringan Uyee berdiri dan tetap eksis ditengah-tengah masyarakat. Menurut bahasa, Gotong royong berasal dari Bahasa jawa yang terdiri dari kata gotong yang artinya memikul dan
Taman Bacaan Masyarakat  “Angkringan Uyee”  Oleh : Imam Syaiful Wicaksono  (Founder Angkringan Uyee)          Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Angkringan Uyee merupakan sebuah perpustakaan  dengan konsep gerobak angkringan sebagai pengganti rak buku untuk tempat penyimpanannya.  TBM ini terletak di dusun Ngangkruk RT 05 RW 15, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. TBM Angkringan Uyee diresmikan pada hari Minggu, 18 Februari 2018 yang dihadiri oleh anak-anak  dan beberapa orang tua dengan antusiasme yang cukup tinggi. Sejarah berdirinya Angkringan Uyee berawal dari keprihatinan melihat masyarakat  Indonesia yang memiliki tingkat minat baca yang masih rendah, tak terkecuali masyarakat yang   berada di dusun Ngangkruk dan sekitarnya. Sedangkan perpustakaan dengan konsep angkringan  ini bermula dari memanfaatkan gerobak angkringan milik kas karang taruna Persatuan Pemuda  Pemudi Dusun Ngangkruk (PEPPENK) yang sudah lama tidak terpakai.  Jika kita memaknai secara